Banner Ads 468x60

Sabtu, 02 April 2011

Program Dokumenter TV Part 2

PEMILIHAN SUBJEK dan PRESENTATOR, NARATOR, NARASI

         Ada kemungkinan tema dan subjek yang akan kita garap, juga akan di produksi oleh orang lain. Tentu hal ini akan membuat kita jadi ragu atau gusar, apakah kita akan tetap pada rencana semula dengan tema yang sudah diputuskan itu ?
        Untuk menetapkan apakah kita akan jalan terus atau membatalkannya, dibawah ini ada beberapa pertanyaan yang perlu kita jawab, sebelum melangkah pada keputusan akhir.
  1. Apakah antara Tema, ide, dan subjek ada kecocokan ?
  2. Apakah ada usaha dan motivasi kuat untuk lebih mendalami subjek tersebut ?
  3. Apakah subjek tersebut memiliki arti penting yang mendasari pokok pemikiran, Apakah kita sudah memahami serta menguasai tema dan subjek tersebut secara mantap ? Tetapi bukan suatu pemahaman yang kaku atau dogmatis.
  4. Apakah kita memiliki ikatan emosi yang kuat dengan subjek tersebut ?, meskipun sebenarnya ada subjek lain yang secara praktis lebih mudah digarap.
  5. Hal-hal apakah yang luar biasa menariknya dari subjek dan tema tersebut
  6. Dimana hal-hal khusus, unik serta berkesan dari subjek tersebut ?
  7. Bagaimana pendalaman serta pembatasan yang dapat difokuskan, agar dokumenter ini menarik ?
  8. Apa yang dapat di presentasikan dari dokumenter ini ?
Pendekatan Terhadap Subject
          Bagaimana kita melakukan pendekatan (praproduksi terhadap subjek, itu akan terlihat pada saat kita melaksanakan (produksi/pengambilan gambar/wawancara). Kepuasan batin akan lebih terasa lagi ketika kita melakukan post-produksi, lalu berlanjut hingga presentasi nanti.
         Pendekatan yang masuk dalam bagian riset dan hunting, merupakan suatu langkah awal produksi, untuk menciptakan suatu komunikasi antar manusia. Suatu komunikasi antara tim produksi secara intern, serta komunikasi dengan subjek serta lingkungan terkait seperti birokrasi

Observasi dan Partisipan
         Suatu sistem penelitian pada suatu masyarakat dengan cara melakukan observasi partisipan. Dimana dilakukan suatu interaksi mendalam antara si peneliti dengan pihak yang diteliti. Metode penelitian dalam antropologi yang dinyatakan oleh tokoh antropolog B. Malinowski ialah, lebih lama kita bergaul dengan objek lebih banyak kita menyelami serta mengetahui apa yang tadinya tidak tampak.
         Selama melakukan partisipasi kita dapat senantiasa melakukan dialog baik formal maupun informal, untuk terus menggali informasi dari pengalaman subjek yang dapat menambah masukan bagi penulisan nanti. Disamping akan terus memperluas wawasan penilaian kita terhadap tema, serta subjeknya. Perpaduan pandangan objektif dari kita dengan pandangan subjektif dari pihak subjek, akan menjadi bahan olahan yang selalu baru dan berkembang.



Presentator, Narator dan Narasi
         Pada dokumenter ada tehnik bertutur yang umumnya menggunakan dua cara . Pertama, dengan menggunakan presentator, dan yang kedua hanya menggunakan narator saja. Pemilihan kedua tehnik ini juga berkaitan dengan biaya, serta tingkat kesulitan masing-masing.
        Menggunakan presentator biayanya lebih mahal ketimbang menggunakan narator. Karena seorang presentator disamping dituntut memiliki penampilan yang enak dilihat juga memiliki vokal yang bagus. Sedangkan narator hanya diperlukan vokal yang bagus

Casting

         Melakukan casting narator untuk dokumenter sama halnya denga melakukan casting artis pada film fiksi. Casting untuk film fiksi bertujuan memilih calon pemain utama, pembantu dan figuran. Sedangkan casting untuk dokumenter bertujuan memilih narator, yang vokalnya cocok dengan isi/tema dan gaya bertutur.
Ada 4 tipe vokal/suara narator:
Penyiar radio/tv memiliki pengalaman dalam mengenal jenis microphone. Khususnya penyiar profesional, memiliki vokal yang enak didengar, artikulasi jelas, ritme dan tempo pengucapan mantap.
MC atau seorang entertainer, meskipun penampilan serta vokalnya bagus, tetapi ada kemungkinan sulit menyesuaikan dengan gambar visual, terutama pada adegan-adegan yang dramatik.
Artis Film, biasanya mengetahui proses pengisian suara sound recording. Kemudian artis juga memahami unsur dramatik dari alur cerita.
Narator Amatir/awam, meskipun dari segi vokal dan pemahaman dramatik visual tidak memadai. Tetapi mereka kadang sangat dibutuhkan untuk memberikan gambaran realita dari adegan atau peristiwa yang ada.


Kriteria umum menyeleksi casting narator/komentator :

  • Memiliki kepekaan dramatik dan timing penentuan waktu.
  • Mampu menguasai dan menjiwai arti serta tujuan dari setiap kata/kalimat, didalam pengolahan pengucapannya.
  • Mampu memberikan aksi dan reaksi terhadap elemen/bagian dari visual.
  • Mampu menggunakan rasa untuk menerapkan unsur dramatik pada ucapannya, sesuai pemahamannya pada film. Sehingga antara narasi dan rangkaian visual terjadi harmonisasi serta saling menunjang.
  • Mampu memahami dengan cepat dan tepat, kapan narasi berfungsi sebagai penunjang, dan kapan sebagai informasi utama. Apabila kemampuan visual agak lemah dalam memberikan informasi pada penonton.
NARASI
         Beberapa hal yang bisa diperhatikan dalam penulisan narasi ialah : Seperti musik untuk ilustrasi film, narasi diberikan bukan sekedar untuk di dengar saja, tetapi untuk menunjang visual dalam menyampaikan informasi.
        Narasi berfungsi membantu menjelaskan informasi apabila gambar visual tak mampu. Kadang ada informasi yang harus di sampaikan, tetapi visual tak mampu memnuhinya. Misalnya mengenai : Where (dimana lokasi adegan), Who (siapa pelaku/tokohnya), When (kapan terjadinya) How (Bagaimana proses kejadiannya).
Tetapi disini ada ketentuan yang harus diperhatikan yaitu, kita harus bertanya dulu pada diri sendiri :

  • Apakah betul penonton mengharapkan penjelasan lebih terinci ?
  • Apakah perlu narasi diperpanjang demi tambahan penjelasan ?
Karena bila salah perhitungan akibatnya justru membosankan, bahkan dapat membingungkan penonton. 
  1. Narasi tidak boleh bersaing dengan gambar visual. 
  2. Narasi tidak boleh mengalihkan perhatian penonton dari gambar visual. 
  3. Narasi tidak boleh memberikan informasi, yang sudah diberikan gambar visual karena akan terjadi informasi ganda yang membosankan
Sifat Narasi dapat dibagi dalam 2 kriteria :
  1. Subjektif
  2. Objektif
Narasi Subjektif : Narasi berfungsi sebagai benang merah yang memonopoli, apa yang disampaikan oleh gambar visual.
Narasi Objektif : Walaupun narasi dapat menjadi benang merah penuturan, tetapi isi wawancara tidak dijadikan argumentasi dari apa yang diutarakan narasi.



KONSTRUKSI PENULISAN


Meskipun diakui bahwa ada perbedaan antara dokumenter dengan film fiksi tetapi dalam membangun aspek atau unsur dramatik, pada prinsipnya metode penyuguhannya hampir tidak berbeda.

“Dokumenter yang bagus, harusa memperlihatkan kekuatannya dalam membuat kehidupan sehari-hari
menjadi dramatik, serta masalah yang ada menjadi suatu puisi” demikian kata joh Grierson.
Pada prinsipnya ada 4 tahapan dalam penulisan :
  1. Menyusun Data (hasil riset/hunting) subject yang diperlukan.
  2. Menulis Sinopsis sebagai pencetusan ide dasar.
  3. Menulis Treatment sebagai rancangan cerita.
  4. Menulis Skenario setelah hasil riset diperiksa ulang untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.
DATA (Riset)
        Dalam melaksanakan riset untuk pengumpulan data, dapat diperoleh dari data cetakan (referensi pustaka), fotofoto, film footage, video dokumentasi, serta wawancara. Pengumpulan serta analisa data yang masuk harus seakurat mungkin, agar apa yang dipaparkan tidak menyimpangan dari fakta atau realita, sera tidak menyimpang dari segi otentiknya.

SINOPSIS
         Merupakan tulisan ringkasan yang menjelaskan ide dasar, berdasarkan informasi yang diketahui, disamping dijelaskan pula tujuan utama dari masalah yang ingin diungkapkan.

TREATMENT
         Penulisan treatment untuk produksi dokumenter, memiliki fungsi penting. Terutama pada dokumenter sejarah, dimana harus ditulis secara kongkrit.

SKENARIO

         Secara umum menulis skenario dikenal 3 prinsip yang selalu dipakai, sebagai struktur penulisan :
Bagian awal, merupakan sketsa dari isi cerita, pengenalan para tokoh, waktu kejadian dan lokasi kejadian.
Bagian tengah, proses adanya konflik, serta ketegangan peristiwa.
Bagian akhir, penutup, konklusi, klimaks dan anti klimaks, happy ending atau tidak.

          Dalam membangun / menyusun cerita dapat dipakai 3 cara umum :
  • Secara Kronologis
  • Secara Tematis
  • Secara Dialektik
PEMERAN DAN NARASUMBER
          Didalam merancang atau menyusun penulisan skenario, peranan para tokoh/ narasumber perlu dijelaskan secara khusus. Subjek pemeran di dalam dokumenter memiliki peranan fungsional untuk mengetengahkan realita dari suatu peristiwa, dengan tujuan mengembangkan unsur dramatik di dalam konflik.

RELASI GAMBAR DENGAN TEKS
         Penempatan gambar visual yang tepat sesuai alur penuturan sebuah peristiwa, adalah tuntutan utama di dalam membuat film/televisi dokumenter. Dalam sebuah wawancara, jangan menampilkan gambar visual yang kurang mendukung isi wawancara atau komentar/narasi.

Sebuah gambar visual memiliki informasi tersendiri, sedangkan suatu rangkaian gambar visual mengisahkan ceritanya sendiri.

2 comments:

Posting Komentar